Dalam kunjungan bersejarahnya ke Uni Emirat Arab, Paus Fransiskus menyelenggarakan misa massal di depan sekitar 170 ribu umat Katolik di Abu Dhabi. (Vatican Media/Handout via Reuters)

HAPPBLESS.com,- Paus Fransiskus tiba di istana kepresidenan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Senin, 4 Februari 2019 dengan disambut penguasa Dubai yang juga Wakil Presiden UEA dan juga menjabat Perdana Menteri UEA, Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum, dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan. Gulf Business

Paus Fransiskus menyelenggarakan misa massal dengan sekitar 170 ribu umat Katolik di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Selasa (5/2).

Paus melambaikan tangannya dari mobil berbendera Vatikan ketika mobilnya memasuki area Zayed Sports City Stadium.

Jamaah Katolik memenuhi misa bahkan sampai ke luar stadion dan menyerukan "Viva il Papa" dan "We love you".

Di dalam stadium, sudah tersedia altar tempat Paus memimpin misa. Hal yang jarang terjadi di UEA karena selama ini, ibadah umat Katolik biasanya hanya dilangsungkan di dalam gereja. Sekitar 50 ribu orang berkumpul di dalam stadion, sementara sisanya di luar.

Kunjungan Paus kali ini pun bersejarah, karena ia menjadi satu-satunya Paus yang pernah mengunjungi negara Muslim di Timur Tengah itu.

Tak seperti banyak negara tetangganya Arab Saudi yang melarang berdirinya tempat ibadah agama lain selain Muslim, Abu Dhabi memang membolehkan warga Kristen yang kebanyakan pekerja asing, untuk beribadah.

Paus sendiri tiba di UEA pada Minggu malam dan akan meninggalkan tempat itu pada Selasa (5/2).

UEA mengundang Paus sebagai bagian dari "Tahun Toleransi" 2019. Kampanye ini bahkan memiliki kementerian khusus.

Menteri Toleransi Sheikh Nahyan bin Mubarak menyambut kerumunan massa sebelum kedatangan Paus di stadion.

Kedatangan Paus disambut dengan hangat oleh para imigran yang berasal dari Filipina dan India yang merupakan mayoritas pekerja asing di UEA.

Lebih dari 80 persen populasi UEA merupakan ekspatriat, dan dari jumlah itu, ada sekitar satu juta umat Katolik.

Ini adalah kunjungan bersejarah di mana seorang Paus pertama kalinya mengunjungi negara Arab selama kunjungan tiga hari ke UEA.

"Kami harus mengatakan ini adalah peristiwa besar dan tak terduga," kata Sumitha, seorang India yang telah tinggal di UEA selama hampir 20 tahun.

Perang Yaman

Sehari sebelum misa, Paus bertemu dengan para sheikh dan rabbi di UEA.

Dalam pertemuan itu, Paus mengatakan bahwa semua pemuka agama memiliki "tugas untuk menolak nuansa persetujuan terkait peperangan."

"Saya memikirkan khususnya Yaman, Suriah, Irak dan Libya," kata dia.

Yaman sedang didera perang saudara antara pemerintah dan pemberontak Syiah yang dipicu oleh intervensi Saudi, UEA dan para sekutunya. Karena situasi yang semakin memburuk, PBB telah menyatakan krisis kemanusiaan terburuk terjadi di Yaman saat ini.

Meskipun Paus tidak mendiskusikan politik secara terang-terangan, ia menyinggung soal pengakuan hak bagi semua golongan di Timur Tengah.