Pemerintahan Jokowi-JK berhasil menguasai PT Freeport Indonesia melalui PT Inalum (Persero). Indonesia pun akhirnya secara resmi memiliki 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
HAPPBLESS.com,- Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Nasdem, Kurtubi, menjelaskan bahwa divestasi saham bisa menjadi senjata ampuh bagi Jokowi saat debat capres kedua. Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah tepat yang dilakukan pemerintahan Jokowi.
"Kalau perpanjangan kontrak tidak dilakukan kan bisa berlanjut ke arbitrase internasional. Sementara peluang Indonesia untuk memenangkan arbitrase tak terjamin. Divestasi Freeport proyeknya tetap jalan dan kalau masuk ke pertambangan bawah tanah sudah sangat bagus. Ada risiko kalau tunggu selesai kontrak,” ujar Kurtubi dalam diskusi x27;Menuju Debat Kedua Capresx27; di Resto Ajag Ijig, Jakarta, Rabu (13/2).
Sementara itu, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menuturkan, akuisisi Freeport tersebut pasti terjadi siapapun presidennya. Sebab cara tersebut dianggap yang paling optimal untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan tambang itu.
"Kalau perpanjangan kontrak tidak dilakukan kan bisa berlanjut ke arbitrase internasional. Sementara peluang Indonesia untuk memenangkan arbitrase tak terjamin. Divestasi Freeport proyeknya tetap jalan dan kalau masuk ke pertambangan bawah tanah sudah sangat bagus. Ada risiko kalau tunggu selesai kontrak,” ujar Kurtubi dalam diskusi x27;Menuju Debat Kedua Capresx27; di Resto Ajag Ijig, Jakarta, Rabu (13/2).
Sementara itu, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menuturkan, akuisisi Freeport tersebut pasti terjadi siapapun presidennya. Sebab cara tersebut dianggap yang paling optimal untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan tambang itu.
"Freeport terjadi siapapun pemerintahannya, harus terjadi. Pasti. Pilihannya adalah akuisisi. Saya diundang segala macam, bagaimana kalau arbitrase ditempuh. Saya bilang itu cocok di bangku kuliah. Tambang bawah tanah sebulan enggak beroperasi runtuh dia," jelasnya.
Dengan divestasi Freeport tersebut, menurut Said, Indonesia memiliki keuntungan, yakni penerimaan negara yang lebih tinggi, baik dari pajak maupun dividen. Namun Indonesia juga memiliki beban investasi, seperti belanja modal yang kini harus ditanggung bersama dengan Freeport Indonesia.
"Indonesia dapat utang dapat saham, dapat potensi, dapat dividen, tapi dapat beban investasi," tambahnya.
Indonesia mengakuisisi PT Freeport Indonesia lewat holding BUMN Pertambangan, PT Inalum (Persero) pada 21 Desemer 2018, dengan nilai mencapai USD 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun. Untuk membeli 51 persen saham PT Freeport Indonesia ini, Inalum menerbitkan surat utang global senilai USD 4 miliar.
"Indonesia dapat utang dapat saham, dapat potensi, dapat dividen, tapi dapat beban investasi," tambahnya.
Indonesia mengakuisisi PT Freeport Indonesia lewat holding BUMN Pertambangan, PT Inalum (Persero) pada 21 Desemer 2018, dengan nilai mencapai USD 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun. Untuk membeli 51 persen saham PT Freeport Indonesia ini, Inalum menerbitkan surat utang global senilai USD 4 miliar.
Dengan kesepakatan tersebut, Indonesia kini memiliki kendali atas cadangan terbukti dan terkira di lapangan PTFI yang secara kasar bernilai Rp 2.400 triliun, yang terdiri dari 38,6 miliar pound tembaga, 33,8 juta ounce emas, dan 156,2 juta ounce perak. (msn.com)


0 Comments