( Wawasan).
HAPPBLESS.com - Atas prestasi hebat AG yang dicapai team Indonesia, ada yang nyeletuk kesaya bahwa kemenangan itu bukan murni prestasi olahraga. Tetapi lebih karena kebijakan Komite Olimpiade yang memberikan izin pencak silat sebagai cabang olah raga dalam AG. Sebelumnya cabang olah raga pencak silatnya hanya cabang olah raga kehormatan. Tidak dipertandingkan untuk mendapatkan medali emas. Jadi ini karena belas kasihan Komite Olimpiade. Saya hanya tersenyum. Karena bagi orang yang tidak suka Jokowi selalu ada alasan untuk merendahkan apapun prestasi yang dicapai di era Jokowi. Dia tidak tahu betapa beratnya perjuangan atlit kita untuk mendapatkan medali emas. Butuh tahunan berlatih dengan dedikasi tinggi. Tapi ya udahlah. Pembenci akan selalu punya alasan untuk tidak menghormati kelebihan orang lain.
Pesta Olah raga tingkat regional maupun international tidak bisa dilepaskan dari masalah politik. Ada pesan politik secara regional maupun local. Untuk menjadi tuan rumah AG atau Olimpade tidak mudah. Suka tidak suka, ukuran negara bisa jadi tuan rumah bukan hanya karena faktor keamanan tetapi juga faktor kekuatan ekonomi. Indonesia sudah masuk anggota G20 atau negara yang masuk kelompok 20 negara maju dan terkuat ekonominya. Tentu sangat berhak dan pantas untuk mendapatkan posisi sebagai tuan rumah. Jokowi memanfaatkan momentum ini dengan baik. Sebagai orang yang berlatar belakang pengusaha, dia tahu percis bahwa ajang pesta olah raga adalah ajang untuk membangun image mendunia. Disamping alasan ekonomi , juga alasan politik regiobal asia, dengan motto Energy of Asia.
Motto cerdas yang dipakai dalam AG kali ini bukan hanya sekedar retorika tetapi menampilkan Kontingen Korea Bersatu. Anda bisa bayangkan, Proses unifikasi Korea sedang berlangsung dan belum tahu kapan akan terwujud. Tapi melalui pesta olah raga AG, keadaan itu diaktualkan dalam bentuk simbol pengakuan kontingen Korea Bersatu. Gaung politiknya luar biasa bagi rakyat Korea Utara dan Selatan. Berharap dengan tampilnya Korea Bersatu dalam kontingen AG akan mempermudah proses unifikasi Korea dan masalah kemelut di semenanjung korea itu dapat selesai setelah puluhan tahun dalam konplik. Energy of Asia adalah kekuatan asia sebagia obor perdamaian bagi semua.
Didalam negeri, Jokowi bisa berhasil menampilkan drama fenomenal dengan kehadiran Prabowo dalam acara AG. Padahal sebelumnya berkali kali team Pencak silat dapat medali emas , PS sebagai Ketua IPSI tidak mau hadir. Tetapi dijung akhir penerimaan medali Emas, Prabowo hadir. Saat itulah Jokowi menunjukan kepada semua rakyat bahwa walau perbedaan dalam politik itu ada namun persatuan Indonesia adalah rahmat Tuhan yang harus disyukuri sepanjang masa. Jokowi bersama Prabowo saling berangkulan bersama atlit pencak silat yang sukses mendapatkan medali emas. Rangkulan itu dibalut dengan bendera merah putih. Tepukan membahana di stadion menyaksikan dua elite politik itu berangkulan dalam damai penuh cinta , untuk indonesia tentunya.
Sukes AG diselengarakan oleh Indonesia bukanlah mudah. Puluhan ribu Polisi dilibatkan secara langsung maupun tidak langsung untuk memastikan keamanan terjadi selama pesta olah raga AG. Anda bisa bayangkan kalau sampai aksi teror terjadi ditengah acara AG,reputasi Indonsia akan jatuh dimata dunia. Indek saham akan terjun bebas. Dan citra indonesia ramah wisata dan investasi akan hancur. Maklum acara AG ditonton oleh pemirsa seluruh dunia. Kejatuhan ini akan mudah memicu terjadinya chaos nasional. Terimakasih Pak Titok bersama team hebatnya. Anda semua berhak dapat bintang dan medali emas dari kami, rakyat Indonesia.
Yang tidak ingin kegembiraan AG dalam nuasa Energy of Asia adalah orang orang yang masih bermimpi ingin mengubah sistem negara ini. Ingin mengganti presiden dan sekaligus mengganti Idiologi termasuk sistem negara. Mereka bersembunyi dibalik retorika agama dan pembelaan orang miskin. Gerakan ganti presiden adalah kelompok yang penuh sinis terhadap prestasi AG. Mereka tidak ingin ada istilah energy of asia dan tentu tidak ingin kesuksesan itu ada di era Jokowi. Mereka marah dan selalu mengeluh seakan terzolim oleh rezim Jokowi. Namun tak terdengar mereka bangga akan prestasi Indonesia di AG. Saya tidak membenci mereka. Saya hanya berharap agar mereka segera ke Rumah sakit Jiwa untuk berobat. Agar bisa kembali kemasyarakat dengan mental yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
HAPPBLESS.com - Atas prestasi hebat AG yang dicapai team Indonesia, ada yang nyeletuk kesaya bahwa kemenangan itu bukan murni prestasi olahraga. Tetapi lebih karena kebijakan Komite Olimpiade yang memberikan izin pencak silat sebagai cabang olah raga dalam AG. Sebelumnya cabang olah raga pencak silatnya hanya cabang olah raga kehormatan. Tidak dipertandingkan untuk mendapatkan medali emas. Jadi ini karena belas kasihan Komite Olimpiade. Saya hanya tersenyum. Karena bagi orang yang tidak suka Jokowi selalu ada alasan untuk merendahkan apapun prestasi yang dicapai di era Jokowi. Dia tidak tahu betapa beratnya perjuangan atlit kita untuk mendapatkan medali emas. Butuh tahunan berlatih dengan dedikasi tinggi. Tapi ya udahlah. Pembenci akan selalu punya alasan untuk tidak menghormati kelebihan orang lain.
Pesta Olah raga tingkat regional maupun international tidak bisa dilepaskan dari masalah politik. Ada pesan politik secara regional maupun local. Untuk menjadi tuan rumah AG atau Olimpade tidak mudah. Suka tidak suka, ukuran negara bisa jadi tuan rumah bukan hanya karena faktor keamanan tetapi juga faktor kekuatan ekonomi. Indonesia sudah masuk anggota G20 atau negara yang masuk kelompok 20 negara maju dan terkuat ekonominya. Tentu sangat berhak dan pantas untuk mendapatkan posisi sebagai tuan rumah. Jokowi memanfaatkan momentum ini dengan baik. Sebagai orang yang berlatar belakang pengusaha, dia tahu percis bahwa ajang pesta olah raga adalah ajang untuk membangun image mendunia. Disamping alasan ekonomi , juga alasan politik regiobal asia, dengan motto Energy of Asia.
Motto cerdas yang dipakai dalam AG kali ini bukan hanya sekedar retorika tetapi menampilkan Kontingen Korea Bersatu. Anda bisa bayangkan, Proses unifikasi Korea sedang berlangsung dan belum tahu kapan akan terwujud. Tapi melalui pesta olah raga AG, keadaan itu diaktualkan dalam bentuk simbol pengakuan kontingen Korea Bersatu. Gaung politiknya luar biasa bagi rakyat Korea Utara dan Selatan. Berharap dengan tampilnya Korea Bersatu dalam kontingen AG akan mempermudah proses unifikasi Korea dan masalah kemelut di semenanjung korea itu dapat selesai setelah puluhan tahun dalam konplik. Energy of Asia adalah kekuatan asia sebagia obor perdamaian bagi semua.
Didalam negeri, Jokowi bisa berhasil menampilkan drama fenomenal dengan kehadiran Prabowo dalam acara AG. Padahal sebelumnya berkali kali team Pencak silat dapat medali emas , PS sebagai Ketua IPSI tidak mau hadir. Tetapi dijung akhir penerimaan medali Emas, Prabowo hadir. Saat itulah Jokowi menunjukan kepada semua rakyat bahwa walau perbedaan dalam politik itu ada namun persatuan Indonesia adalah rahmat Tuhan yang harus disyukuri sepanjang masa. Jokowi bersama Prabowo saling berangkulan bersama atlit pencak silat yang sukses mendapatkan medali emas. Rangkulan itu dibalut dengan bendera merah putih. Tepukan membahana di stadion menyaksikan dua elite politik itu berangkulan dalam damai penuh cinta , untuk indonesia tentunya.
Sukes AG diselengarakan oleh Indonesia bukanlah mudah. Puluhan ribu Polisi dilibatkan secara langsung maupun tidak langsung untuk memastikan keamanan terjadi selama pesta olah raga AG. Anda bisa bayangkan kalau sampai aksi teror terjadi ditengah acara AG,reputasi Indonsia akan jatuh dimata dunia. Indek saham akan terjun bebas. Dan citra indonesia ramah wisata dan investasi akan hancur. Maklum acara AG ditonton oleh pemirsa seluruh dunia. Kejatuhan ini akan mudah memicu terjadinya chaos nasional. Terimakasih Pak Titok bersama team hebatnya. Anda semua berhak dapat bintang dan medali emas dari kami, rakyat Indonesia.
Yang tidak ingin kegembiraan AG dalam nuasa Energy of Asia adalah orang orang yang masih bermimpi ingin mengubah sistem negara ini. Ingin mengganti presiden dan sekaligus mengganti Idiologi termasuk sistem negara. Mereka bersembunyi dibalik retorika agama dan pembelaan orang miskin. Gerakan ganti presiden adalah kelompok yang penuh sinis terhadap prestasi AG. Mereka tidak ingin ada istilah energy of asia dan tentu tidak ingin kesuksesan itu ada di era Jokowi. Mereka marah dan selalu mengeluh seakan terzolim oleh rezim Jokowi. Namun tak terdengar mereka bangga akan prestasi Indonesia di AG. Saya tidak membenci mereka. Saya hanya berharap agar mereka segera ke Rumah sakit Jiwa untuk berobat. Agar bisa kembali kemasyarakat dengan mental yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Penulis Erizeli Jely Bandaro


0 Comments